Teori Strukturasi
Giddens menyatakan bahwa strukturisasi
merupakan proses yang mana konsekuensi tindakan yang tidak disengaja atau
struktur sosial lainnya yang akan menghambat atau memengaruhi tindakan dimasa
depan. Marshal scott poole dan robert mcphee menggunakan gagasan anthony
giddens dan menerapkan nya dalam komunikasi organisasi.
Struktur organisasi tercipta ketika
individu berkomunikasi dengan individu lainnya pada perumpamaan tiga, lokasi,
pusat strukturasi yaitu, lokasi konsepsi, lokasi implementasi, lokasi resepsi.
-
Lokasi
konsepsi
Mencakup
seluruh episode atau waktu hidup organisasi ketika orang membuat keputusan dan
pilihan yang membatasi apa yang dapat terjadi dalam organisasi.
-
Lokasi
implementasi
Penulisan
atau kodifikasi formal yang dilanjutkan dengan pengumuman surat keputusan
diambil untuk membuka kantor cabang baru maka surat pemberitahuan dikirimkan
kepada semua pihak yang berkepentingan.
-
Lokasi
resepsi
Strukturasi
terjadi ketika anggota organisasi bertindak sesuai dengan keputusan organisasi.
Menurut Barker (2011) Strukturasi
mengandung tiga dimensi, yaitu sebagai berikut:Pertama, pemahaman (interpretation / understanding), yaitu menyatakan
cara agen memahami sesuatu. Kedua, moralitas atau arahan yang
tepat, yaitu menyatakan cara bagaimana seharusnya sesuatu itu dilakukan. Ketiga, Kekuasaan dalam bertindak,
yaitu menyatakan cara agen mencapai suatu keinginan.
Kasus yang
mendukung konsepsi subjek sebagai agen aktif dan mengetahui banyak hal secara
konsisten telah dikemukakan Giddens, yang merupakan serang kritikus Foucault
yang paling lantang karena ia menghapus agen dari dari retetan sejarah. Giddens
mengambil pandangan Garfinkel (1967), berpendapat bahwa tatanan sosial dibangun
di dalam dan melalui aktivitas-aktivitas sehari-hari dan memberikan penjelasan
(dalam bahasa) tentang aktor atau anggota masyarakat yang ahli dan
berpengalaman. Sumber daya yang diambil oleh sang aktor, dan dibangun olehnya
adalah karaker sosial, dan memang struktur sosial (atau pola aktivitas teratur)
menyebarkan sumber daya dan kompetensi secara sosial, yang berbeda dengan
menjadi subjek aksi dengan segala macam individu, beroperasi untuk
menstrukturkan apa itu aktor. Sebagai contoh, pola-pola harapan tentang apa
yang dimaksud dengan menjadi key person, dan praktik yang
terkait dengan etnisitas, mengkonstuksi seaorang key
person sebgai
subjek yang sepenuhnya berbeda.
Subjektivitas
yang dititik beratkan pada etnisitas pada gilirannnya memberdayakan kita untuk
bertindak bedasarkan fakta sosial tertentu. Sejalan dengan itu, masalah-masalah
mengenai bagaimana seorang aktor bias memperngaruhi keadaan atau bahkan
kualitas lingkungan tak pelak turut menjadi kajian kotemporer yang juga bisa
dikaji secara mikro kemudian menjadi makro.
Sekadar
untuk menekankan saja bahwa teori strukturasi terpusat pada cara agen
memproduksi dan mereproduksi struktur sosial melalui tindakan mereka sendiri.
Aktivitas-aktivitas manusia yang teratur tidak diwujudkan oleh aktor-aktor
individual, melainkan terus-menerus diciptakan dan diulang oleh mereka melalui
cara mereka mengekspresikan diri sebagai aktor. Jadi, di dalam dan melalui
aktivitas, agen mereproduksi sejumlah kondisi yang memungkinkan
aktivitas-aktivitas semacam itu. Setelah dibentuk sebagai seorang key person
oleh sejumlah harapan dan praktik yang dipadukan dengan kesadaran bersama,
setelah belajar dan menginternalisasikan nilai serta aturan, maka kita bertindak
sesuai dengan aturan-aturan itu, mereproduksi aturan itu lagi. Di mana aturan
yang mengikat tersebut kembali menjadikan masyarakat di sekitarnya turut
melembagakan kekangan walaupun pada akhirnya munculnya kuasa mampu menembus
peraturan yang mereka buat sendiri.
Di sini struktur ternyata sebagai
sesuatu yang bersifat eksternal bagi tindakan manusia, sebagai sumber yang
mengekang kekuasaan subjek yang disusun secara mandiri. Sebagaimana yang
dikonseptualisasikan dalam pemikiran strukturalis dan post-strukturalis,
gagasan struktur ternyata lebih menarik. Dalam hal ini struktur secara khas
dianggap bukan sebagai pembuat pola kehadiran seorang melainkan sebagai titik
simpang antara kehadiran dan ketidakhadiran. Kode-kode dasar harus disimpulkan
dari manifestasi-manifestasi yang merekat (Giddens, 2011: 20). Sehingga batas-batas antara
keduanya bisa diidentifikasi dengan jelas pada pembahasan selanjutnya.
Dua ide
tentang struktur tersebut sekilas tampak tidak ada kaitannya satu sama lain,
namun nyatanya masing-masing berhubungan dengan aspek-aspek penting dari
struktur hubungan-hubungan sosial, aspek-aspek yang dalam teori strukturasi
dapat dipahami dengan menganalisis perbedaan antara konsep struktur dengan
sistem. Dalam menganalisis hubungan-hubungan sosial, kita harus mengakui
dimensi sintagmatig, suatu pola hubungan sosial dalam ruang dan waktu yang
melibatkan urutan sebenarnya dari mode-mode pengembangan struktur yang secara
reikursif diimplikasikan dalam proses-proses reproduksi. Dalam tradisi
strukturalis, biasanya terdapat ketaksaan (ambiguity) perihal apakah struktur mengacu
secara terbuka pada suatu matriks transformasi di dalam seperangkat
aturan-aturan transformasi yang menentukan matriks tersebut. Paling idak
dari makna dasarnya, saya mempeelakukan matriks sebagai sesuatu yang mengacu
pada aturan-aturan dan sumber daya-sumber daya seperti itu.
Salah
satu gagasan paling penting dalam referensi tentang komunikasi organisasi
adalah bahwa komunikasi bukan semata-mata sesuatu yang dilakukan oleh para
organisasi, bukan pula merupakan alat untuk menyelesaikan suatu persoalan.
Namun, komunikasi itu sendiri lebih dipandang sebagai suatu peroses
pengorganisasian. Dalam bahasan ini, kita akan menyimak dua teori yang
dikemukakan oleh carl weick dan marshall scott poole m engenai teori
pengoganisasian, serta teori strukturasi dalam organisasi yang merupakan hasil
pemikiran Robert D. McPhee.
Teori
pengorganisasian memandang organisasi bukan sebagai struktur atau kesatuan,
tetapi suatu aktivitas. Oleh karena itu, lebih sesuai untuk disebut sebagai
‘pengorganisasian’ dari organisasi, sebab organisasi adalah sesuatu
akan yang dicapai dalam sekelompok orang melalui proses yang terus menerus
dilaksanakan.. jadi ketika sekelompok orang melakukan apa yang mereka lakukan,
dalam arti aktivitas mereka menciptakan organisasi, maka pengorganisasian
dilakukan secara berkesinambungan.
Esensi dari setiap organisasi adalah
bahwa orang bertindak atau beraksi dalam suatu cara tertentu, sehingga perilaku
mereka saling terkait. Dalam deskripsi yang konkret, perilaku seseorang
bergantung pada perilaku orang lain. Ukuran dasar dari perilaku yang saling
terkait tersebut adalah, bahwa komunikasi memainkan peran diantara orang-orang
dalam organisasi. Jadi aktivitas pengorganisasian terdiri dari interaksi ganda
yaitu suatu tindakan yang diikuti oleh suatu respon dan kemudian tindakan
penyesuaian oleh orang pertama. Contoh; seorang pimpinan meminta sekertrisnya
untuk melakukan sesuatu (aksi). Karena belum paham, sekertaris meminta
penjelasan kepada, pimpinannya (interaksi), dan pimpinan tersebut menjelaskan
kembali perintahnya tersebut (interaksi ganda). Weick sangat meyakini bahwa
segala aktivitas pengorganisasian adalah interaksi ganda, karena dari
akativitas seperti yang dicontohkan diatas, suatu organisasi dibangun.
Pemikiran strukturasi dalam organisasi
yang di kemukakan Poole dan McPhee, dijelaskan bahwa stuktur organisasi
diciptakan ketika sekelompok orang saling berkomunikasi melalui saluran
tertentu. Komunikasi tersebut terjadi dalam tiga tempat atau pusat pusat dari
strukturasi, yaitu konsepsi, implementasi dan penerimaan (reception). Pertama
adalah tempat dari ‘konsepsi’ yang meliputi seluruh bagian dari kehidupan
organisasi dimana orang orang membuat berbagai keputusan dan pilihan. Contoh;
ketika sebuah panitia yang dibentuk oleh pimpinan universitas memutuskan untuk
mendirikan sebuah jurusan baru dilingkungan universitas tersebut, maka alut
komunikasi selanjutnya dalam fakultas tersebut akan ‘ distrukturkan’ oleh keputusan
yang telah dibuat tersebut.
Tempat yang kedua dari strukturasi
organisas adalah ‘implementasi’, yaitu kodifikasi formal dan oemberitahuan
mengenai berbagai keputusan dan pilihan. Contoh; sekali keputusan telah diambil
untuk mendrikan keoutusan baru, maka pimpina universitas akan mengeluarkan
memorandum resmi kepada fakultas yang memberitahukan adanya perubahan.
Pemberitahuan resmi itu sendiri akan berguna untuk mempertegas organisasi
tersebut dimasa mendatang
Struktur
yang ketiga terjadi ditempat penerimaan (reception) yaitu ketika para anggota
kelompok bertindak dengan menyesuaikan diri kepada keputusan-keputusan
organisasi. Dalam uraian yag lebih konkret, setelah diambil
keputusan untuk menjadikan jurusan baru, maka akan diangkat seorang ketua
jurusan dan karenanya alur komuniksi dalam fakultas akan mengalami perubahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar