Senin, 12 Januari 2015

BAB 8 TEORI ORGANISASI

Teori Strukturasi

                Giddens menyatakan bahwa strukturisasi merupakan proses yang mana konsekuensi tindakan yang tidak disengaja atau struktur sosial lainnya yang akan menghambat atau memengaruhi tindakan dimasa depan. Marshal scott poole dan robert mcphee menggunakan gagasan anthony giddens dan menerapkan nya dalam komunikasi organisasi.
            Struktur organisasi tercipta ketika individu berkomunikasi dengan individu lainnya pada perumpamaan tiga, lokasi, pusat strukturasi yaitu, lokasi konsepsi, lokasi implementasi, lokasi resepsi.
-          Lokasi konsepsi
Mencakup seluruh episode atau waktu hidup organisasi ketika orang membuat keputusan dan pilihan yang membatasi apa yang dapat terjadi dalam organisasi.
-          Lokasi implementasi
Penulisan atau kodifikasi formal yang dilanjutkan dengan pengumuman surat keputusan diambil untuk membuka kantor cabang baru maka surat pemberitahuan dikirimkan kepada semua pihak yang berkepentingan.
-          Lokasi resepsi
Strukturasi terjadi ketika anggota organisasi bertindak sesuai dengan keputusan organisasi.

Menurut Barker (2011) Strukturasi mengandung tiga dimensi, yaitu sebagai berikut:Pertama, pemahaman (interpretation / understanding), yaitu menyatakan cara agen memahami sesuatu. Kedua, moralitas atau arahan yang tepat, yaitu menyatakan cara bagaimana seharusnya sesuatu itu dilakukan. Ketiga, Kekuasaan dalam bertindak, yaitu menyatakan cara agen mencapai suatu keinginan.
Kasus yang mendukung konsepsi subjek sebagai agen aktif dan mengetahui banyak hal secara konsisten telah dikemukakan Giddens, yang merupakan serang kritikus Foucault yang paling lantang karena ia menghapus agen dari dari retetan sejarah. Giddens mengambil pandangan Garfinkel (1967), berpendapat bahwa tatanan sosial dibangun di dalam dan melalui aktivitas-aktivitas sehari-hari dan memberikan penjelasan (dalam bahasa) tentang aktor atau anggota masyarakat yang ahli dan berpengalaman. Sumber daya yang diambil oleh sang aktor, dan dibangun olehnya adalah karaker sosial, dan memang struktur sosial (atau pola aktivitas teratur) menyebarkan sumber daya dan kompetensi secara sosial, yang berbeda dengan menjadi subjek aksi dengan segala macam individu, beroperasi untuk menstrukturkan apa itu aktor. Sebagai contoh, pola-pola harapan tentang apa yang dimaksud dengan menjadi key person, dan praktik yang terkait dengan etnisitas, mengkonstuksi seaorang key person sebgai subjek yang sepenuhnya berbeda.
Subjektivitas yang dititik beratkan pada etnisitas pada gilirannnya memberdayakan kita untuk bertindak bedasarkan fakta sosial tertentu. Sejalan dengan itu, masalah-masalah mengenai bagaimana seorang aktor bias memperngaruhi keadaan atau bahkan kualitas lingkungan tak pelak turut menjadi kajian kotemporer yang juga bisa dikaji secara mikro kemudian menjadi makro.
Sekadar untuk menekankan saja bahwa teori strukturasi terpusat pada cara agen memproduksi dan mereproduksi struktur sosial melalui tindakan mereka sendiri. Aktivitas-aktivitas manusia yang teratur tidak diwujudkan oleh aktor-aktor individual, melainkan terus-menerus diciptakan dan diulang oleh mereka melalui cara mereka mengekspresikan diri sebagai aktor. Jadi, di dalam dan melalui aktivitas, agen mereproduksi sejumlah kondisi yang memungkinkan aktivitas-aktivitas semacam itu. Setelah dibentuk sebagai seorang key person oleh sejumlah harapan dan praktik yang dipadukan dengan kesadaran bersama, setelah belajar dan menginternalisasikan nilai serta aturan, maka kita bertindak sesuai dengan aturan-aturan itu, mereproduksi aturan itu lagi. Di mana aturan yang mengikat tersebut kembali menjadikan masyarakat di sekitarnya turut melembagakan kekangan walaupun pada akhirnya munculnya kuasa mampu menembus peraturan yang mereka buat sendiri.
Di sini struktur ternyata sebagai sesuatu yang bersifat eksternal bagi tindakan manusia, sebagai sumber yang mengekang kekuasaan subjek yang disusun secara mandiri. Sebagaimana yang dikonseptualisasikan dalam pemikiran strukturalis dan post-strukturalis, gagasan struktur ternyata lebih menarik. Dalam hal ini struktur secara khas dianggap bukan sebagai pembuat pola kehadiran seorang melainkan sebagai titik simpang antara kehadiran dan ketidakhadiran. Kode-kode dasar harus disimpulkan dari manifestasi-manifestasi yang merekat (Giddens, 2011: 20). Sehingga batas-batas antara keduanya bisa diidentifikasi dengan jelas pada pembahasan selanjutnya.
Dua ide tentang struktur tersebut sekilas tampak tidak ada kaitannya satu sama lain, namun nyatanya masing-masing berhubungan dengan aspek-aspek penting dari struktur hubungan-hubungan sosial, aspek-aspek yang dalam teori strukturasi dapat dipahami dengan menganalisis perbedaan antara konsep struktur dengan sistem. Dalam menganalisis hubungan-hubungan sosial, kita harus mengakui dimensi sintagmatig, suatu pola hubungan sosial dalam ruang dan waktu yang melibatkan urutan sebenarnya dari mode-mode pengembangan struktur yang secara reikursif diimplikasikan dalam proses-proses reproduksi. Dalam tradisi strukturalis, biasanya terdapat ketaksaan (ambiguity) perihal apakah struktur mengacu secara terbuka pada suatu matriks transformasi di dalam seperangkat aturan-aturan transformasi yang menentukan matriks tersebut. Paling  idak dari makna dasarnya, saya mempeelakukan matriks sebagai sesuatu yang mengacu pada aturan-aturan dan sumber daya-sumber daya seperti itu.
Salah satu gagasan paling penting dalam referensi tentang komunikasi organisasi adalah bahwa komunikasi bukan semata-mata sesuatu yang dilakukan oleh para organisasi, bukan pula merupakan alat untuk menyelesaikan suatu persoalan. Namun, komunikasi itu sendiri lebih dipandang sebagai suatu peroses pengorganisasian. Dalam bahasan ini, kita akan menyimak dua teori yang dikemukakan oleh carl weick dan marshall scott poole m engenai teori pengoganisasian, serta teori strukturasi dalam organisasi yang merupakan hasil pemikiran Robert D. McPhee.
Teori pengorganisasian memandang organisasi bukan sebagai struktur atau kesatuan, tetapi suatu aktivitas. Oleh karena itu, lebih sesuai untuk disebut sebagai ‘pengorganisasian’  dari organisasi, sebab organisasi adalah sesuatu akan yang dicapai dalam sekelompok orang melalui proses yang terus menerus dilaksanakan.. jadi ketika sekelompok orang melakukan apa yang mereka lakukan, dalam arti aktivitas mereka menciptakan organisasi, maka pengorganisasian dilakukan secara berkesinambungan.
Esensi dari setiap organisasi adalah bahwa orang bertindak atau beraksi dalam suatu cara tertentu, sehingga perilaku mereka saling terkait. Dalam deskripsi yang konkret, perilaku seseorang bergantung pada perilaku orang lain. Ukuran dasar dari perilaku yang saling terkait tersebut adalah, bahwa komunikasi memainkan peran diantara orang-orang dalam organisasi. Jadi aktivitas pengorganisasian terdiri dari interaksi ganda yaitu suatu tindakan yang diikuti oleh suatu respon dan kemudian tindakan penyesuaian oleh orang pertama. Contoh; seorang pimpinan meminta sekertrisnya untuk melakukan sesuatu (aksi). Karena belum paham, sekertaris meminta penjelasan kepada, pimpinannya (interaksi), dan pimpinan tersebut menjelaskan kembali perintahnya tersebut (interaksi ganda). Weick sangat meyakini bahwa segala aktivitas pengorganisasian adalah interaksi ganda, karena dari akativitas seperti yang dicontohkan diatas, suatu organisasi dibangun.
Pemikiran strukturasi dalam organisasi yang di kemukakan Poole dan McPhee, dijelaskan bahwa stuktur organisasi diciptakan ketika sekelompok orang saling berkomunikasi melalui saluran tertentu. Komunikasi tersebut terjadi dalam tiga tempat atau pusat pusat dari strukturasi, yaitu konsepsi, implementasi dan penerimaan (reception). Pertama adalah tempat dari ‘konsepsi’ yang meliputi seluruh bagian dari kehidupan organisasi dimana orang orang membuat berbagai keputusan dan pilihan. Contoh; ketika sebuah panitia yang dibentuk oleh pimpinan universitas memutuskan untuk mendirikan sebuah jurusan baru dilingkungan universitas tersebut, maka alut komunikasi selanjutnya dalam fakultas tersebut akan ‘ distrukturkan’ oleh keputusan yang telah dibuat tersebut.
Tempat yang kedua dari strukturasi organisas adalah ‘implementasi’, yaitu kodifikasi formal dan oemberitahuan mengenai berbagai keputusan dan pilihan. Contoh; sekali keputusan telah diambil untuk mendrikan keoutusan baru, maka pimpina universitas akan mengeluarkan memorandum resmi kepada fakultas yang memberitahukan adanya perubahan. Pemberitahuan resmi itu sendiri akan berguna untuk mempertegas organisasi tersebut dimasa mendatang

Struktur yang ketiga terjadi ditempat penerimaan (reception) yaitu ketika para anggota kelompok bertindak dengan menyesuaikan diri kepada keputusan-keputusan organisasi. Dalam uraian yag lebih konkret,  setelah diambil keputusan untuk menjadikan jurusan baru, maka akan diangkat seorang ketua jurusan dan karenanya alur komuniksi dalam fakultas akan mengalami perubahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar