BAB 7
KOMUNIKASI KELOMPOK
-
TEORI
FUNGSIONAL
Teori
fungsionalisme struktural mengutarakan bahwa masyarakat adalah suatu sistem
sosial yang terdiri dari bagian dan struktur-struktur yang saling berkaitan dan
saling membutuhkan keseimbangan, fungsionalisme struktural lebih mengacu pada
keseimbangan. Teori ini menilai bahwa semua sistem yang ada di dalam masyarakat
pada hakikatnya mempunyai fungsi tersendiri. Suatu struiktur akan berfungsi dan
berpengaruh terhadap struktur yang alin. Maka dalam hal ini, semua peristiwa
pada tingkat tertentu seperti peperangan, bentrok, bahkan sampai kemiskinan pun
mempunyai fungsi tersendiri, dan pada dasarnya dibutuhkan dalam masyarakat .
Pelopor teori ini adalah Robert K. Merton, beliau berpendapat bahwa obyek
analisa sosiologi adalah fakta sosial, seperti proses sosial, organisasi
kelompok, pengendali sosial, dan sebagainya. Suatu pranata atau sistem tertentu
bisa dikatakan fungsional bagi suatu unit sosial tertentu, dan sebaliknya,
suatu institusi juga bisa bersifat disfungsional bagi unit sosial yang lain
Penganut teori fungsional ini memandang bahwa segala pranata sosial yang
ada dalam masyarakat itu bersifat fungsional dalam artian positif dan negatif.
Sebagai contoh: lembaga pendidikan, ini berfungsi dan sangat penting dalam
masyarakat, terutama untuk memajukan kualitas pendidikan di negeri ini. Lembaga
pendidikan memberikan pengajaran dan ilmu-lmu pengetahuan untuk para generasi
muda penerus bangsa. Dalam hal ini, lembaga pendidikan bersifat fungsional, dan
manjurus pada artian yang positif. Kemudian perampok, dan pelaku kriminalitas,
pada dasarnya pelaku kriminalitas selain merugikan masyarakat, juga mempunyai
fungsi tersendiri. Bayangkan saja jika tidak ada pelaku kriminalitas, apa yang
akan dikerjakan dan ditangani oleh para polisi? Otomatis mereka juga tidak
mempunyai job untuk menghasilkan tambahan uang. Meskipun bagi orang yang
menjadi korban juga merupakan suatu kerugian tersendiri. Bagitulah dalam
kehidupan masyarakat, memang saling berkesinambungan,
Dewey sebagai tokoh
pemikir-filsuf menjadi demikian ternama dikarenakan ia tidak hanya berperan
sebagai seorang teoretikus murni melainkan juga sebagai praktisi pendidikan
yang demikian sosialis memperjuangkan berbagai nilai-nilai kemanusiaan dalam
bidang pendidikan. Salah satu aktivitas sosial yang cukup terkenal adalah kerja
samanya dengan Jane Adam dalam mengurusi Hull House yaitu lembaga yang
menyelesaikan
berbagai permasalahan yang dialami oleh para imigran
Fungsionalisme
mempunyai 2 (dua) aliran, namun pendiri fungsionalisme itu sendiri adalah
William James (1842-1910), James termasuk pendukung aliran evolusionalisme dan
bersamaan John Dewey mendirikan aliran fungsionalisme. James tergolong orang
yang berpikiran bebas. Yaitu bebas mengeluarkan dan mengembangkan ide atau kritik
yang orisinil. Salah satu ciri jalan pikirannya adalah berusaha sedekat mungkin
dengan kenyataan (Lydia & Maratus, 2009)
1. Aliran Fungsionalisme
Chicago
Terdapat banyak
tokoh Fungsionalisme di Universitas Chicago sehingga dapat dikatakan menjadi
aliran tersendiri yang disebut Fungsionalisme Chicago.
a. John Dewey (1859-1952)
Pada
tahun 1886 menulis buku yang berjudul “Psychology” dan dalam bukunya ini beliau
mengenalkan cara orang Amerika belajar ppsikologi yaitu melalui cara
pragmatisme
Sarjana-sarjana
di Amerika kurang tertarik dengan pertanyaan “Apakah jiwa itu?” tetapi lebih
tertarik pada pertanyaan “Apakah kegunaan jiwa?”
John
Dewey juga menganjurkan metode yang Ia sebut dengan Learning by doing (belajar
sambil melakukan)
Dewey
berpendapat bahwa segala pemikiran dan perbuatan harus selalu mempunyai tujuan,
oleh karena alasan itulah ia menentang teori elementarisme.
b. James Rowland Angell
James memiliki
tiga pandangan terhadap fungsionalisme, yaitu:
Fungsionalisme
adalah psikologi tentang “mental operation” (aktivitas bekerjanya jiwa) sebagai
lawan dari psikologi tentang elemen-elemen mental,
Fungsionalisme
adalah psikologi tentang kegunaan dasar-dasar kesadaran. Ini juga disebut
sebagai teori emergensi dari kesadaran,
Fungsionalisme
adalah psiko-phisik, yaiitu psikologi tentang keseluruhan organisme yang
terdiri dari badan dan jiwa.
2. Aliran Fungsionalisme
Columbia
Selain di
Chhicago, Fungsionalisme juga mempunyai banyak tokoh di Teachers College
Columbia yang disebut aliran Columbia. Ciri aliran ini adalah kebebasannya
meneliti tingkah laku yang dianggap sebagai kesatuan yang tak dapat dipisahkan
dan psikologi tak perlu ersifat deskriptif karena yang penting adalah korelasi
tingkah laku dengan tingkah laku lain.
a. James MC Keen Cattel
(1866-1944)
Keen Cattel
mengusung teori mengenai kebebasan dalam mempelajari tingkah laku. Ia mempunyai
dua pandangan mengenai aliran fungsionalisme, yaitu:
Fungsionalisme
tidak perlu menganut paham dualisme karena manusia dianggap sebagai keseluruhan
yang merupakan suatu kesatuan, penting
adalah fungsi tingkah laku. Sehingga yang harus dipelajari adalah hubungan
(korelasi) antara satu tingkah laku dengan tingkah laku lainnya.
Dapat
dikatakan bahwa semua cabang-cabang psikologi modern merupakan perkembangan
dari fungsionalisme. Dalam percobaanya Cattel menemukan “kapasitas individual”
kemudian ia menciptakan alat-alat untuk mengukur kapasitas, kemampuan
individual yang sekaran kita kenal sebagai psikotes / mental test.
b.Edward Lee Thorndike
(1874-1949)
Edward Lee pernah
bekerja di “Teachers College of Columbia” dibawah kepemimpinan James Mc. Keen
Cattel. Thorndike lebih menekankan penelitiannya pada cara dan dasar belajar.
Dasar pembelajaran yaitu asosiasi dan cara coba-salah (trial and error). Ia
merumuskan beberapa prinsip:
The
Law of Effect yaitu hukum yang menyatakan intensitas hubungan antara
stimulus-respons akan meningkat jika mengalami keadaan yang menyenangkan,
sebaliknya akan melemah jika keadaan tak menyenangkan.jika terjadi suatu
keadaan akan terjadi asosiasi dengan keadaan yang sebelumnya yaitu hubungan
stimulus-respon atau responsrespons.
The
Law of Exercise atau The Law of use and disuse adalah
hukum bahwa stimulus-respons dapat timbul atau didorong dengan latihan
berulangulang. Jika tak dilatih hubungan tersebut akan melemah dan kemudian
menghilang.
Berdasarkan kedua aliran fungsionalisme di
atas, maka dapat dirumuskan bahwaaliran fungsionalisme memiliki beberapa ciri khas,
yaitu :
1.
Menekankan pada fungsi mental dibandingkan dengan
elemen-elemen mental.
2.
Fungsi-fungsi psikologis adalah adaptasi terhadap
lingkungan sebagaimana adaptasi biologis Darwin. Kemampuan individu untuk
berubah sesuai tuntutan dalam hubungannya dengan lingkungan adalah sesuatu yang
terpenting.
3.
Sangat memandang penting aspek terapan atau fungsi
dari psikologi itu sendiri bagi berbagai bidang dan kelompok manusia.
4.
Aktivitas mental tidak dapat dipisahkan dari aktivitas
fisik, maka stimulus dan respons adalah suatu kesatuan.
5.
Psikologi sangat berkaitan dengan biologi dan
merupakan cabang yang berkembang dari biologi. Maka pemahaman tentang anatomi
dan fungsi fisiologis akan sangat membantu pemahaman tentang fungsi mental.
6.
Menerima berbagai metode dalam mempelajari aktivitas
mental manusia, meskipun sebagian besar riset dilakukan di Univ. Chicago (
pusat perkembangn fungsionalisme) menggunakn metode eksperimen, pada dasarnya
aliran fungsionalisme tidk berpegang pada satu metode inti. Metode yang
digunnakan sangat tergantung dari permasalahan yang dihadapi.